PIKNIK KERINCI, KERINCI,-
Alam Kerinci kaya akan budaya, panorama, adat istiadat serta ragam bahasa
setiap daerah yang berbeda. Kerinci yang dijuluki sekepal tanah surga bukanlah
cuman kata belaka saja. Jika tidak percaya cobalah anda untuk melangkahkan kaki
mengayunkan tangan ke alam Kerinci dan nikmati berbagai suguhan yang alamiah di
sini, di sekepal tanah surga.
Kali
ini penulis ingin memberikan informasi mengenai budaya yang ada di Kerinci. Sebagai
bentuk tindakan kepedulian kita generasi muda, terutama bagi generasi-generasi
pembangun negeri di alam Kerinci yang harus mengetahui warisan budaya yang kita
miliki. Jangan sampai rasa ketidakpedulian itu tumbuh dalam jiwa dan raga kita.
Jikalau itu sampai terjadi maka kita akan kehilangan jati diri, karena hidup
kita bagian dari budaya itu sendiri.
Masyarakat
Kerinci tentunya sudah tahu mengenai salah satu budaya yang saat ini masih
dilestarikan dengan baik yaitu tari tradisional asli Kerinci yang biasa disebut
dengan “Tari Ngagah Harimau”. Tari tersebut adalah warisan budaya yang harus
tetap kita jaga keberadaanya di era globalisasi sekarang ini. Jangan sampai
masuknya budaya luar mempengaruhi budaya atau tradisi yang kita punya. Budaya
adalah warisan termahal, jika budaya yang kita miliki ditelan era maka akan
rugilah kita.
Tari
ngagah harimau merupakan tarian yang diciptakan oleh Harun Pasir, salah satu
maestro di Kabupaten Kerinci kelahiran tahun 1941 di Pulau Tengah, Kecematan
Keliling Danau. Tari ngagah harimau adalah tari tradisonal asli dari Pulau Tengah
yang diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Tari ini menggambarkan
bagaimana hubungan manusia dengan harimau, dan bermaksud sebagai bayar bangun
kepada harimau yang telah mati yang ditemukan oleh masyarakat Pulau Tengah.
Serta dengan tujuan untuk mengajak roh nenek moyang untuk bermain bersama,
karena masyarakat disana percaya bahwa nenek moyang perwujudan harimau yang
berasal dari hutan belantara di sekitar pemukiman warga tidak akan turun gunung
menggagu penduduk yang ada disana.
Tari ngagah harimau diiringi dengan alat musik tradisional, masyarakat pulau tengah menyebut musik itu dengan nama ‘Tarawak Tarawoi’. Tarawak adalah alat musik yang terbuat dari tempurung kelapa, sedangkan tarawoi adalah alat yang dibuat dengan menggunakan rotan dan upih pinang. Tarawoi merupakan alat musik yang dipercayakan oleh masyarakat di sana bisa memanggil roh nenek moyang dan penjaga hutan yang ada di wilayah mereka. Setiap tarian ngagah harimau yang diperagakan dalam kegiatan atau acara tertentu diawali dengan pembakaran asap kemenyan dan menyiapkan beberapa pusaka nenek moyang terdahulu, tentunya hal ini supaya bisa memanggil mereka. Penonton yang menikmati pertunjukan tarian tersebut selalu dikagetkan dengan adanya warga yang keserupan, dan warga yang keserupan tersebut ikut serta dalam pertunjukan tari dengan gerakan seperti harimau yang mencakar. Tarian ini telah menjadi ikon atau simbol kesenian masyarakat Kerinci terutama masyarakat Desa Tuo Pulau Tengah.
0 Comments